Entri Populer

Jumat, 14 Mei 2010

PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN FISIKA

Peta konsep diusulkan dan dikembangkan Prof. Joseph D. Novack dari Universitas Cornell, AS pada tahun 1983. Peta konsep adalah teknik visual untuk menunjukkan struktur informasi yaitu bagaimana konsep-konsep dalam suatu domain tertentu saling berhubungan. Peta konsep ini dibuat berdasarkan teori Ausable tentang belajar yang bermakna yang menekankan bahwa hasil belajar tentang suatu pengetahuan yang baru dipengaruhi oleh pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Pengetahuan yang baru menjadi bermakna apabila secara substantif berkaitan dengan kerangka pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan yang baru bukan ‘tempelan’ tambahan bagi pengetahuan sebelumnya. Peta konsep dapat menvisualisasikan kerangka berpikir seseorang dan juga menyebabkan pengetahuan awal seseorang lebih jelas terlihat.

Menurut Novak, konsep yang baru diperoleh dengan cara menemukan (discovery) seperti yang dilakukan para balita, atau dari belajar seperti yang dilakukan para siswa di sekolah. Namun, sebagaian siswa belajar konsep di sekolah itu ‘hanya’ menghapalkan definisinya dan atau mengingat penggunaannya untuk menyelesaikan soal. Mereka tidak menangkap makna pengertian yang terkandung dalam definisi tersebut.
Suatu peta konsep tediri atas beberapa konsep dan garis-garis yang menunjukkan sifat hubungan antar konsep itu.
Mekanika merupakan salah satu cabang dari fisika besaran dan satyan pokoknya dikembangkan. Rantai logis bermula dari deskripsi tentang gerak menuju penyebab gerak (gaya dan tegangan) dan kemudian dilanjutkan hingga akibat-akibat dari gaya yang bekerja pada suatu benda. Besaran-besaran pokok dalam mekanika adalah massa, panjang dan waktu. Semua besaran mekanika dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan dari ketiga besaran ini.

Penggunaan Peta Konsep
Sejak dicetuskan, 1983, hingga kini peta konsep telah diterapkan diberbagai hal. Peta konsep dapat dipakai untuk mengumpulkan gagasan baru melalui curah pendapat dalam diskusi kelompok terarah (Focus group discussion). Peta konsep juga telah digunakan untuk menggali miskonsepsi siswa. Peta konsep juga digunakan untuk membantu meningkatkan pemahaman seseorang tentang sesuatu yang disajikan lewat tulisan. Bobby dePorter dalam Quantum Learningnya membuat tutuntan menggunakan peta konsep untuk membuat catatan dan untuk membuat tulisan. Sejak diusulkan, sudah sekitar 150 penelitian tentang pengaruh peta konsep pada hasil belajar.

Kini muncul pemikiran penggunaan peta konsep sebagai salah satu alat asesmen. Istilah asesmen digunakan sebagai pengganti ulangan atau ujian karena ada anggapan untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan siswa secara individual memerlukan intergrasi dari banyak informasi. Peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu informasi untuk asesmen itu.

Ada baiknya para guru mencoba membuat peta konsep ini dan menggunakannya pada pelajaran. Bisa juga dikerjakan bersama siswa di kelas. Semoga.